JUDUL
Langkah Sang Penegak Guna Mewujudkan
Pacitan Bebas Bencana
Oleh
RISKA DIAH PUSPITA
Gugus Depan 04.111//04.112
Madrasah Aliyah Negeri Pacitan
PENDAHULUAN
Pendidikan karakter adalah usaha manusia yang terencana dalam membangun karakter individu agar menjadi pribadi yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain (Purbowati, 2021). Menurut Kementerian Pendidikan Nasional ada 18 butir nilai dari pendidikan karakter, salah satunya yaitu peduli lingkungan. Pendidikan karakter peduli lingkungan merupakan sikap dan tindakan yang berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi (Asmani, 2013 dalam Narut & Nardi, 2019).
Saat ini, Kepedulian terhadap lingkungan hanya dimiliki oleh sebagian masyarakat. Salah satu buktinya yaitu sampah di Pantai Pancer door Kabupaten Pacitan yang selalu menumpuk meski dibersihkan berulang kali (Madiun, 2021). Hal tersebut disebabkan karena adanya sampah yang dibuang sembarangan oleh masyarakat.
Gerakan Pramuka, sebagaimana bunyi dasa darma ke-2: cinta alam dan kasih sayang sesama manusia, mengajak seluruh anggota pramuka berkonstribusi dalam gerakan peduli lingkungan. Melalui karakter dan perilaku sadar lingkungan, bersih lingkungan ataupun pelestarian alam. Apalagi anggota pramuka Kabupaten Pacitan dengan kontur Pacitan meliputi daerah pantai, dataran rendah, dan perbukitan dengan presentase 85% daerah pegunungan dan perbukitan, 5% daerah datar selebihnya begelombang(Pacitan, 2013). Kondisi yang demikian menjadikan Kabupaten Pacitan kawasan rawan bencana, seperti tanah longsor, gempa bumi, tsunami, dan banjir.
Sebagai daerah rawan bencana diperlukan adanya tindakan terencana. Essay ini merupakan solusi dari pramuka MAN Pacitan untuk menangani masalah lingkungan di Kabupaten Pacitan. Dampak positif gerakan peduli lingkungan yang dilaksanakan oleh gerakan pramuka MAN Pacitan mampu menciptakan karakter sadar lingkungan bagi seluruh sivitas akademik MAN Pacitan. Dampak jangka panjang diharapkan gerakan ini dapat memotivasi seluruh masyarakat pacitan untuk melestarikan alam.
ISI
Karakter peduli lingkungan merupakan sikap pokok manusia dalam menjaga kelestarian lingkungan. Namun banyak anggota masyarakat yang kehilangan karakter ini. Seperti pembuangan sampah sembarangan dan penebangangan hutan secara berlebihan tanpa melihat dampak bagi lingkungan. Hilangnya etika terhadap lingkungan akan mengakibatkan berbagai kerusakan dan bencana.
Bencana banjir dan tanah longsor Pacitan pada tahun 2017 menjadi truma mendalam bagi masyarakat( Solopos, 2020). Sebagai tindakan preventif perlu adanya kolaborasi pemerintah di dukung seluruh masyarakat Pacitan. Tanggung jawab moral ini kemudian memotivasi pramuka MA Negeri Pacitan melakukan serangkaian program kegiatan dalam gerakan peduli lingkungan bernama GERDUBERLING (Gerakan Peduli dan Bersih Lingkungan) gerakan pramuka MAN Pacitan. Tujuan dari gerakan ini adalah memberikan pendidikan karakter kepada para anggota pramuka MAN Pacitan. Berdasarkan wawancara penulis dengan Dewan Ambalan MAN Pacitan tahun 2016 s/d 2020 diperoleh informasi sebagai berikut.
1. Program ini diikuti oleh kelas X dan XI
2. Program penanaman pohon
3. Program bersih lingkungan warga
PTA (Penerimaan Tamu Ambalan) dan kemah bakti merupakan sarana anggota pramuka MAN Pacitan untuk bersilaturahmi dan membantu masyarakat. Pada Tahun 2021 kegiatan bakti bernama BASMI(Bakti Masa Pandemi) dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Kegiatan bakti pada msyarakat yang dilakukan meliputi:
Bersih masjid, selokan dan jalan
Pemangkasan tanaman, rumput agar lebih rapi
Pemasangan slogan cinta alam
Berdasarkan pernyataan Ilham Adi selaku Pradana MAN Pacitan tahun bakti 2021/2022, kedepannya program GERDUBERLING akan dilaksanakan dengan nama PORLINGSIH (Program Lingkungan Bersih). Perubahan ini didasari adanya evaluasi tehadap program sebelumnya. Kegiatan yang ada dalam program ini hampir sama dengan progam GERDUBERLING. Pelaksanaan PORLINGSIH akan melakukan perbaikan dari hasil evaluasi program GERDUBERLING, sebagai berikut.
1. Kurangnya solidaritas peserta. Upaya yang dilakukan Dewan Ambalan Pramuka MAN Pacitan adalah selalu menjalin komunikasi. Dalam masa pandemi covid’19 komunikasi dilakukan secara virtual. Apabila sangat diperlukan akan dilakukan pertemuan terbatas.
2. Terbatasnya daya anggota pramuka MAN Pacitan dalam pelaksanaan program. Progam GERDUBERLING dilakukan dibeberapa tempat secara bergantian di setiap tahunnya. Akan tetapi dengan terbatasnya daerah terdampak program, diharapkan dapat memotivasi banyak orang sehingga lokasi yang terdampak semakin luas.
3. Belum adanya tindak lanjut berupa pelestarian pada lokasi dimana program sebelumnya dilakukan oleh anggota pramuka MAN Pacitan. Walau demikian anggota pramuka MAN Pacitan tetap menjalin silaturahmi dengan warga setempat sehingga dalam perawatan berkelanjutan dilakukan oleh warga. Sehingga peran pramuka di sini sebagai perintis dari sebuah gerakan peduli lingkungan disuatu daerah.
4. Sulitnya komunikasi antara peserta di masa pandemi. Seperti yang diketahui, masa pandemi menuntut setiap orang untuk mengurangi aktivitas keluar rumah dan berkumpul. Maka dari itu, komunikasi hanya dilakukan secara virtual. Meski demikian, masih banyak peserta yang kesulitan menerima informasi dikarenakan kondisi jaringan yang kurang memadai. Dalam penanganannya akan dilakukan pemberian informasi dengan adanya rentang waktu dari pemberian informasi sampai waktu sebelum program dilakukan. Ini memungkinkan peserta memiliki waktu tambahan dalam mengakses informasi.
5. Adaptasi program dengan kondisi masa pandemi Covid’19. Program peduli lingkungan pramuka MA Negeri Pacitan memiliki hambatan dengan adanya pembatasan kegiatan masyarakat. Maka dari itu, PORLINGSIH akan dilakukan oleh masing-masing paserta melalui rumah. Kegiatan dalam PORLINGSIH akan terbatas di sekitar rumah peserta. Selain itu, untuk gerakan seperti penanaman pohon akan dilakukan dengan membatasi jumlah partisipan yang tentunya mematuhi protokol kesehatan.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Topografi Kabupaten Pacitan dengan presentase 85% daerah perbukitan dan pegunungan membutuhkan simpati dari seluruh masyarakat Pacitan agar melestarikan alam.
2. Tantangan bagi pramuka dalam pengabdiannya sebagaimana bunyi dasa darma ke-2
3. Konstribusi aktif anggota pramuka MAN Pacitan melalui gerakan yang sitematis seperti GERDUBERLING diperbaiki lagi dengan adanya PORLINGSIH.
4. Gerakan peduli lingkungan oleh pramuka MAN Pacitan mampu membentuk kepribadian setiap anggota. Apalagi agenda ini dilakukan di setiap tahunnya lewat program “Penerimaan Tamu Ambalan” maupun program “Kemah Bakti”
5. Diharapkan dari gerakan yang dilakukan pramuka MAN Pacitan dapat memotivasi seluruh stage holder di Kabupaten Pacitan, sehingga program pencegahan bencana dan pelestarian alam memberikan dampak positif.
D. DAFTAR PUSTAKA
Narut, Y. F., & Nardi, M. (2019). Analisis Sikap Peduli Lingkungan Pada Siswa Kelas VI Sekolah Dasar di Kota Ruteng.
Pacitan, B. K. (2013). “Kabupaten Pacitan”. Pacitan: Penerbit Pemda Pacitan.
Purbowati, D. (2021). Pendidikan Karakter: Pengertian, Nilai, dan Implementasinya. Dipetik Juli 20, 2021, dari aku pintar: https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/pendidikan-karakter-pengertian-nilai-dan-implementasinya
Ahmad. (2020, November 30). 10 Dasa Dharma Pramuka dan Artinya. Dipetik Juli 22, 2021, dari yuk sinau: https://www.yuksinau.id/dasa-dharma-pramuka/#Arti_dari_Tiap_Bait_Dasa_Dharma_Pramuka
Jalil, A. (2020, Januari 13). Banjir Pacitan 22017: Peristiwa yang Menorehkan Trauma (Bagian 1). Dipetik Agustus 8, 2021, dari solopos: https://m.solopos.com/banjir-pacitan-2017-perisiwa-yang-menorehkan-trauma-bagian-1-1041202
Madiun, R. (2021). Pancer Door Dasa susah Bersih dari sampah. Dipetik Agustus 8, 2021, dari https://radarmadiun.co.id/pancer-door-susah-bersih-dari-sampah/amp/
#Pacitanamazin
#60tahungerakanpramuka
#lombaessay2021