Penyebaran virus Covid-19 di Indonesia yang semakin tak terkendali memberikan dampak besar terhadap pendidikan diseluruh wilayah Indonesia. Menteri Pendidikan telah mengedarkan surat keputusan pembelajaran agar seluruh peserta didik dapat melaksanakan pendidikan dimasa pandemi agar tetap berjalan dengan secara optimal namun tetap mengedepankan prokes guna meredakan atau memutus rantai Covid-19 dengan maksimal. Kondisi ini membuat SMK NEGERI 1 PACITAN menerapkan kebijakan sekolah secara daring atau sekolah online. Proses pembelajaran yang semula bersifat konvensional (tatap muka di kelas) harus bertransformasi pembelajaran daring (online) yang dapat dilakukan tanpa terbatas tempat dan waktu.Perubahan sistem pembelajaran yang mendadak membuat banyak pihak atau peserta didik belum siap sepenuhnya untuk melakukan pembelajaran secara daring (online), beberapa faktor yang menyebabkan peserta didik belum siap dengan pembelajaran secara daring yaitu fasilitas teknologi yang kurang mewadahi, jaringan internet yang sulit untuk dijangkau serta mahalnya paket data internet.Namun dengan berjalannya itu semua, berbagai pihak pemerintahan diseluruh indonesia mengevaluasi pembelajaran secara daring agar bagaimana sistem tersebut dapat berjalan dengan lancar dan menghasilkan kebijakan, yaitu antara lain, pemberian kuota internet kepada peserta didik, tenaga kependidikan, memberikan beberapa handphone atau laptop yang berbasis teknologi ke daerah terpencil. SMK NEGERI 1 PACITAN sudah melakukan pembelajaran daring selama lebih dari 15 bulan. Selama pembelajaran daring, banyak siswa/siswi yang mengeluh banyak tugas, materi yang tidak dapat dipahami, tugas yang dikejar deadline, skill praktikum yang kurang dan jenuh karena metode pengajaran dirasa semakin monoton dan tidak efektif. Banyak pengajar yang masih gagap dalam melakukan pengajaran menggunakan sistem online, karena terbiasa melakukan pembelajaran secara konvensional.Selama belajar daring, kebanyakan guru juga baru memanfaatkan Moodle sebagai sarana pembelajaran online.Keterbatasan pada aplikasi Moodle membuat banyak guru hanya menggunakannya sebagai tempat “Memberikan dan Meletakkan” bahan ajar, materi dan tugas.Beberapa guru juga tidak memberikan umpan balik atau penjelasan dan klarifikasi atas materi yang telah dipelajari.Sebagai gantinya, guru justru memberikan tugas yang jumlahnya lebih besar dari pada kegiatan pengajaran.Harapan bahwa tugas dapat membantu siswa untuk lebih aktif, kreatif, dan mampu belajar secara mandiri dengan teknologi nyatanya tidak sesuai.Tugas tersebut justru menambah beban siswa, karena diberikan dalam porsi banyak dan waktu pengerjaan yang singkat serta seringkali bersamaan dengan pengerjaan tugas pada mata pelajaran produktif bagi SMK. Proses peralihan dari sistem pembelajaran konvensional menjadi pembelajaran daring menuntut siswa, guru, dan elemen pembelajaran lainnya untuk sesegera mungkin beradaptasi dan melek dengan teknologi modern. Karena zaman sekarang manusia harus sudah biasa menggunakan serta menguasai teknologi yang semakin berkembang.Pentingnya edukasi teknologi terhadap orang tua dan anak² agar nantinya dapat menggunakan teknologi dengan bijak tanpa ada efek negatifnya. Teknologi dapat disalah gunakan oleh anak-anak zaman sekarang tanpa adanya pengawasan orang tua, namun hal tersebut dapat dicegah dengan mengadakan edukasi teknologi, apalagi dizaman modern dan dimasa pandemi seperti ini. Karena dimasa pandemi ini peserta didik zaman sekarang yang belajarnya harus tergantung dengan teknologi seperti handphone, tablet, laptop, komputer dll.Dan dari itu semua sekolah-sekolah perlu menerapkan model pembelajaran baru agar pembelajaran tetap berjalan optimal seperti Session learning.Session learning merupakan perpaduan antara bentuk pembelajaran online dan tatap muka. Model ini banyak mengkombinasikan metode pembelajaran konvensional ( tatap muka) dengan metode belajar mandiri (proyek, penugasan, dan lab) dan belajar secara online seperti Moodle E-learning, Information and Communication Technologydan classroom. Model pembelajaran ini bisa digunakan sebagai alternatif selama masa transformasi menuju pembelajaran online yang seutuhnya.Session learning dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran, kemudian dari pihak sekolah dapat membuat jadwal sesi belajar tatap muka.Dengan Session learning, siswa di Indonesia dapat memanfaatkan fasilitas teknologi yang disediakan oleh masing² sekolah dan aksesibilitas komponen online dengan instruksi ruang kelas tradisional dan dapat memperluas keterampilan tanpa menambah waktu penyelesaian program study. Proses pembelajaran juga lebih berpusat pada siswa. Peran guru yang semula sebagai “Pemberi Materu” akan berubah menjadi seorang fasilitator, pembimbing, Motivator sekaligus partner bagi siswa untuk mengembangkan skill dan pengetahuannya. Session learning dengan model Enriched-Virtual sangat cocok diterapkan untuk pembelajaran selama PPKM.Dengan model Enriched-virtual, pembelajaran yang selama 1 tahun terakhir dilakukan secara online sekarang dapat dipadukan dengan pembelajaran konvensional.Pembelajaran dapat dilakukan secara tatap muka pada tempat dan waktu yang sama (classroom) atau pada waktu yang berbeda namun di tempat yang sama.Virtual classroom dapat digunakan untuk memaksimalkan belajar secara online dan meminimalisir pembelajaran secara tatap muka di kelas.Ini tentu sejalan dengan keinginan siswa-siswa untuk bisa menghadiri sekolah secara tatap muka di sekolahnya masing-masing.Guru dan siswa bisa melakukan pembelajaran online secara tatap muka dengan memanfaatkan aplikasi video conference seperti google meeting, WA dan zoom. Pembelajaran tatap muka di kelas dapat dilakukan satu atau dua kali seminggu dengan adanya program Session learning dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan dan membatasi jumlah siswa dalam satu kelas. Session learning memberikan peluang kepada siswa untuk melakukan pembelajaran secara tatap muka.Kolaborasi pembelajaran dengan tatap muka dan sekolah online akan memberikan pengalaman belajar yang lebih interaktif. Jumlah belajar online yang lebih besar juga dapat memudahkan siswanya untuk mendapatkan berbagai bentuk materi pembelajaran yang dapat diakses kapan saja dengan internet. Proses belajar juga akan lebih menyenangkan dan tidak monoton, karena menggunakan metode dan media pembelajaran lebih bervarian.Pembelajaran juga dapat dilakukan secara mengkombinasikan pembelajaran konvensional dengan pembelajaran mandiri yang tidak terbatas waktu, tempat, dan akses bahan belajar. Materi yang bersifat teori atau pemahaman dapat disajikan dalam bentuk pdf,dokumen, sedangkan materi yang bersifat pratikum atau membutuhkan praktik di laboratorium dapat disajikan dalam bentuk virtual atau simulasi berbasis komputer. Siswa dapat melakukan kegiatan praktik seperti di lab/bengkel nyata dengan bantuan virtual lab komputer.Akan tetapi, media ini masih memiliki keterbatasan, yaitu hanya dapat dijadikan sebagai bahan acuan kedepannya.Siswa tetap membutuhkan praktik langsung di dalam lab Komputer/Bengkel kerja untuk membuktikan berbagai macam teori yang telah dipelajari.Seluruh materi tersebut dapat dikirimkan secara online dalam bentuk streaming video, streaming audio maupun yang dapat diakses melalui Moodle, Google, WhatsApp.Guru dan siswa juga dapat berkolaborasi untuk menciptakan komunikasi yang lebih aktif dan bermakna melalui berbagai media komunikasi seperti, WhatsApp, chatroom, website, weblog, atau forum diskusi online lainnya. Komunikasi ini memberi kesempatan kepada guru dan siswa untuk melakukan pendalaman materi.Dengan ini, hasil belajar siswa diharapkan dapat terus meningkat.Dan penggunaan Teknologi dapat dimanfaatkan secara maksimal.
#Pacitanamazing
#60tahungerakanpramuka
#lombaessay2021